Selamat Datang

Terima Kasih telah Berkunjung di Blog saya, jangan lupa komenya.

Selasa, 21 Juni 2011

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan  dibidang  pendidikan  merupakan upaya  untuk mencerdaskan  kehidupan  bangsa  dan  meningkatkan  kualitas  manusia Indonesia   dalam  mewujudkan   masyarakat   yang  maju,  serta  memungkinkan para   warganya   untuk   mengembangkan   diri   baik   yang   berkenaan   dengan aspek   jasmani   maupun   rohani   berdasarkan   Pancasila   dan  Undang-Undang Dasar 1945. Upaya tersebut harus selalu ditingkatkan antara lain dengan meningkatkan  kualitas  pendidikan.  Untuk mewujudkan  pendidikan   yang berkualitas,  diperlukan  adanya   keterpaduan   dari  semua komponen pendidikan  yang  saling  bekaitan.  Komponen-komponen  tersebut  antara  lain: pendidik,   peserta   didik,   kurikulum,   sarana   dan   prasarana.   Suatu   satuan pendidikan akan dapat mencapai tujuannya apabila para personilnya dapat membangun   jalinan   kerjasama  demi   terwujudnya   visi   dan   misi   sekolah yakni  meningkatkan  kualitas  anak didik.   Aktivitas  kerjasama   tersebut dilaksanakan   antara   kepala   sekolah,   guru,   serta   karyawan   bahkan   dengan para siswa pula.
Guru  merupakan  salah  satu    unsur     penting  bagi  keberhasilan pencapaian   visi  dan  misi,  suatu  sekolah   diharapkan   dapat  bekerja  dengan  penuh   antusias,   penuh   inisiatif,   penuh   gairah   serta   dengan   kemauan   yang. tinggi.  Keberhasilan  tugas  guru  sebagai  tenaga  pendidik  dalam  mengemban amanat tujuan  pendidikan dipengaruhi banyak  faktor,  salah  satunya  adalah faktor   peningkatan kinerjanya.. Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak didik.. Sebagaimana penjelasan di atas bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah  kepemimpinan kepala sekolah  dalam melakukan pengawasan guru dalam melaksanakan kegiatannya yaitu dengan melakukan pelatihan. Pelatihan dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran.
Latihan atau juga sering disebut pelatihan, berasal dari kata “latih” yang dalam kamus Bahasa Indonesia (1980) diartikan ”sama dengan didik, ajar, asuh. Dengan tambahan “per” dan akhiran “ an” menjadi kata pelatihan, yang berarti proses atau kegiatan latihan. Istilah lain menurut Moekijat (1991) adalah terjemahan dari bahasa Inggris “training”, pendidikan dari bahasa Inggris “education’’ pengembangan dari bahasa Inggris “development. Dengan adanya pelaksanaan pelatihan oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru.   Sikap   professional   guru   merupakan   hal   yang   amat   penting   dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih diwujudkan dalam diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak pada pembinan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional (Pidarta, 1996:380)
Berikutnya yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor dari guru itu sendiri artinya  adanya motivasi guru yang datang dari dalam atau dari luar diri guru  yang dapat memberi dorongan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah. Motivasi kerja merupakan kondisi yang mendorong seseorang untuk melaksanakan usaha kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi maupun tujuan individual. Dorongan atau keinginan antara yang satu dengan  yang  lain  berbeda,  hal  ini  dipengaruhi  oleh  faktor  dari  dalam  diri karyawan itu sendiri maupun dari luar. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang adalah minat/perhatian terhadap pekerjaan, upah/gaji, status sosial dari pekerjaan, pekerjaan yang mengandung pengabdian dan  faktor  suasana  kerja  serta  Pengaruh  kemanusiaan  yang  baik.  Tinggi rendahnya motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang dapat dicapai karyawan. Motivasi kerja yang tinggi akan mendorong semangat kerja karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.  
Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan penulis bahwa sebagian karyawan SMK PGRI Babakanmadang  Kecamatan Babakanmadang Kabupaten Bogor menunjukkan ada indikasi dimana sebagian guru kurang memiliki motivasi  dalam  melaksanakan  pekerjaan  atau  tugasnya.  Hal  ini  terlihat  dari adanya sebagian guru yang datang kesekolah hanya pada saat jam mengajar tidak hadir pada saatnya, selain itu ada sebagian guru  yang pulang lebih awal dari jam yang telah ditentukan.meskipun  disini  mereka  telah  melaksanakan  tugasnya  (mengajar) tetapi  hal itu dipandang kurang etis dan menunjukkan ketidak disiplinan terhadap tata tertib yang telah ditentukan.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa motivasi kerja dan pelatihan  merupakan faktor penting untuk mencapai peningkatan kinerja guru dengan adanya motivasi kerja pada guru dan pelaksanaan pelatihan dapat menimbulkan kemampuan untuk bekerja. Dengan adanya kemampuan bekerja maka kinerja guru akan meningkat.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian  dengan  judul  ”Pengaruh Pelatihan dan Motivasi  Kerja  Terhadap   Kinerja Guru SMK PGRI Babakanmadang  di Kecamatan Babakanmadang Kabupaten Bogor ”.

1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian yang telah penulis paparkan pada latar belakang, dapat diketahui bahwa masalah utama yang sangat mendesak untuk dikaji adalah masalah yang berkaitan dengan Pengaruh antara pelatihan dan motivasi kerja dengan kepuasan kerja karyawan  di sekolah. Dari masalah-masalah di atas, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.      Apakah karyawan sudah mempunyai kepuasan kerja dalam  melaksanakan tugasnya?
2.      Mungkinkah kepuasan kerja dapat meningkatkan Kinerja Guru?
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja  karyawan?
4.      Apakah ada Pengaruh antara pelatihan dengan Kinerja Guru?
5.      Apakah ada Pengaruh antara motivasi kerja dengan Kinerja Guru?
6.      Apakah ada Pengaruh antara pelatihan dan motivasi kerja dengan Kinerja Guru?
1.3.  Batasan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah sebelumnya, terdapat banyak faktor yang berPengaruh dengan Kinerja GuruMengingat banyaknya variabel bebas yang dapat mempengaruhi Kinerja Guru, maka dalam penelitian ini hanya  akan dibatasi permasalahannya yang berPengaruh dengan Kinerja Gurusebagai variabel terikat (Y), diteliti dalam Pengaruhnya dengan dua variabel bebas, yaitu Pelatihan (X1) dan motivasi  (X2), Lebih lanjut penelitian ini juga dibatasi pada karyawan dan Kepala  Sekolah SMK PGRI Babakanmadang yang bertugas di Kecamatan  Babakanmadang  Kabupaten Bogor pada tahun 2010.
1.4.    Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka perlu disampaikan perumusan masalah yang akan dibahas, sehingga penelitian dapat dilakukan lebih terarah secara ketat dan menghasilkan mutu yang lebih baik. Masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan sebagai berikut :
1.      Apakah terdapat Pengaruh antara pelatihan dengan Kinerja Guru?
2.      Apakah terdapat Pengaruh antara motivasi kerja dengan Kinerja Guru?
3.      Apakah terdapat Pengaruh antara pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama  dengan Kinerja Guru?
1.5.  Kegunaan Hasil Penelitian

1.   Kegunaan secara teoritis

a.  Untuk  mengembangkan  pengetahuan  mengenai  pelatihan, motivasi  kerja dan Kinerja Guru
b.  Untuk  mengembangkan  pengetahuan  mengenai pelatihan, motivasi  kerja dan Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan  PGRI Babakanmadang  Kecamatan Babakanmadang.
2.   Kegunaan secara praktis

a.  Sebagai bahan masukan atau input bagi Sekolah Menegah Kejuruan PGRI  Babakanmadang agar mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam upaya meningkatkan kinerja melalui pelatihan  dan motivasi kerja bagi  para karyawan
b.   Memberi dorongan para karyawan untuk lebih baik dan menjaga / meningkakan pelatihan dan  motivasi kerja dan kinerja yang nantinya dapat berguna bagi karyawan.
1.6.  Sistematika Pembahasan Skripsi :
Skripsi  ini  disusun  berdasarkan  sistematika  baku  untuk  penulisan skripsi. Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu: pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup.
Adapun sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab satu, Pendahuluan. Dalam bab ini penulis memberikan gambaran secara garis besar mengenai latar belakang penelitian, yang di dalamnya mencakup: latar belakang masalah, identifikasi, batasan masalah, perumusan masalah, kegunaan hasil penelitian, dan  sistematika pembahasan thesis.
Bab dua, Tinjauan Pustaka. Bab ini merupakan landasan teoritis yang mendasari penganalisisan masalah yang akan dibahas. Landasan- landasan teori yang dikemukakan dalam skripsi ini meliputi: kinerja  karyawan, pelatihan, motivasi kerja, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
Bab tiga, Metodologi Penelitian. Bab ini merupakan metodologi penelitian yang berisi penggambaran yang terperinci mengenai objek yang digunakan, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Bab ini memuat tentang tempat dan waktu penelitian, tujuan penelitian, populasi dan sample penelitian, metode penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab empat, Hasil dan Pembahasan Penelitian Bab ini memuat hasil yang   diperoleh dari lapangan, yang terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.
Bab lima, Penutup. Dari hasil penelitian yang dianalisis dapat diambil kesimpulan yang akan dimasukkan dalam bab terakhir ini dan implikasi. Selanjutnya akan diberikan saran-saran yang berkaitan erat dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar